Monday, July 17, 2017

Dasar-dasar Ilmu Tanah: Sifat Fisika Tanah



Dasar-dasar Ilmu Tanah
Sifat Fisika Tanah
Disusun oleh:

Nama        : Safrizal
NIM        : 130320044
Kelas        : Agribisnis 2A

Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian
UniversitasMalikussaleh
Lhokseumawe
Kata Pengantar


Assalam’alaikum wr.,wb.

Puji syukur saya ucapkan pada Allah swt. Yang memberikan saya rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Dasar-dasar ilmu Tanah yang berjudul “Sifat Fisika Tanah”. Terimakasih juga saya ucapkan pada dosen mata kuliah Dasar-dasar Ilmu tanah yang telah memberikan bimbingan dalam memberikan materi tentang Sifat Fisika Tanah. Saya mohon maaf jika ada kesalah kata ataupun ejaan dalam makalah yang saya buat. Semoga makalah ini dapat berguna bagi pembacanya dan khususnya bagi saya sendiri.

Wassalamu’alaikum wr.wb.





Lhokseumawe, 27 Mei 2014



Penulis








Rumusan Masalah

  1. Apa yang dimaksud sifat fisika tanah?
  2. Apa saja sifat fisika dari tanah?
  3. Bagaiman cara mengetahui sifat tanah?
  4. Bagaimana cara menentukan:
  1. Tekstur tanah
  2. Struktur tanah
  3. Konsistensi tanah
  4. Porositas tanah
  5. Tata udara tanah
  6. Suhu tanah
  7. Warna tanah



























Daftar Isi

Kata Pengantar...........................................................................................    1
Rumusan Masalah......................................................................................    2
Daftar Isi....................................................................................................    3
BAB I. Pendahuluan..................................................................................    4
BAB II. Sifat Fisika Tanah........................................................................    5
  1. Tekstur Tanah................................................................................    5
  1. Penentuan Tekstur...................................................................    6
  2. Ciri Tekstur Profil...................................................................    7
  3. Kepentingan Tekstur...............................................................    7
  1. Struktur.........................................................................................    8
  1. Pembentukan Struktur............................................................    9
  1. Konsistensi...................................................................................    9
  1. Cara Penentuan Konsistensi..................................................    10
  2. Kepentingan Konsistensi.......................................................    10
  1. Porositas Tanah...........................................................................    10
  2. Tata Udara Tanah........................................................................    11
  1. Komposisi Udara Tanah........................................................    11
  2. Fungsi Oksigen Dalam Tanah...............................................    12
  1. Suhu Tanah..................................................................................    12
  1. Pengaruh suhu tanah terhadap tanah dan tanaman................    12
  2. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah.....................    13
  1. Warna Tanah ..............................................................................    13
  2. Kesimpulan..................................................................................    14
  3. Tinjauan Pustaka.........................................................................    16
  4. Daftar Pustaka.............................................................................    16







BAB I

  1. Pendahuluan

Tanah adalah suatu sistem mekanik kompleks yang terdiri dari tiga fase, yaitu fase bahan-bahan padat, cair, dan gas. Fase padat hampir menempati 50% volume tanah, yang sebagian besar terdiri dari bahan mineral dan bahan organik.
Sifat fisis tanah sangat mempengaruhi tanaman, terutama pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Kondisi tanah sangat mempengaruhi pergerakan akar tanaman dalam tanah, retensi air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.
Sifat-sifat fisis tanah dipengaruhi oleh jumlah, ukuran, bentuk, susunan, dan komposisi mineral dari partikel-partikel tanah; Macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-porinya, serta perbandingan air dan udara menempati pori-pori pada waktu tertentu.
Sifat fisik tanah lain yang cukup penting untuk memahami ciri dan perilaku tanah adalah kerapatan partikel (BJ), kerapatan lindak (BV), konsistensi, temperatur dan warna tanah.
Adapun sifat fisika tanah yang paling utama antara lain:
  1. Tekstur tanah
  2. Struktur tanah
  3. Konsistensi tanah
  4. Porositas tanah
  5. Tata udara tanah
  6. Suhu tanah
  7. Warna tanah













BAB II


  1. Tekstur Tanah

Tanah terusun atas butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian tanaah yang ukurannya lebih dari 2mm disebut bahan kasar tanah. Bagian yang ukuranyya kurang dari 2mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi:
  1. Pasir; yaitu butiran tanah yang ukuranya 0,05mm-2mm.
  2. Debu; yaitu butiran tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai 0,05 mm.
  3. Liat; yaitu butiran tanah yang ukurannya kurang dari 0,002 mm.

Tekstur tanah ialah perbandingan relatif (dalam persen) antara fraksi-fraksi pasi, debu, dan liat.
Menurut Hardjowigeno (1992), tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 kelas tekstur. Keduabelas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu, dan liat.
Ketiga fraksi butir-butir tanah (pasir, debu, liat) tersebut sangat berpengaruh dalam menentukan sifat-sifat fisika, fisika-kimia, dan fisika tanah. Misalnya, besar lapangan pertukaran ion-ion didalam tanah sangatlah dipengaruhi oleh tekstur tanah.
Jika beberapa smpel tanah dianalisa di laboratorium, maka hasilnya tanah tersebut mengandung partikel-partikel yang beranekaragam pada ukuranya yaitu berukuran koloid, sangat halus, halus, kasar, dan sangat kasar. Partikel-partikel ini telah dikelompokkan dalam kelompok-kelompok atas dasar ukuran diameternya, tanpa melihat komposisi kimianya, warna, berat, atau sifat lainnya. Kelompok partikel tanah tersebut dinamakan “separate tanah” (soil separate). Analisa laboratorium dimana partikel-partikel tanah itu dipilih dinamakan analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi menurut ukuran-ukuran partikel tanah.
Tekstur tanah dilapangan dapat dibedakan secara manual, yaitu dengan menekan atau memijit tanah basah diantara ibu jari dan telunjuk, sambil dirasakan kasar halusnya yang meliputi rasa keberadaan butir-butir pasir, debu, liat, dengan cara sebagai berikut:
  1. Apabila rasanya kasar terasa sangat jelas, tidak lengket,dan tidak dapat dibentuk gulungan atau bola, maka tanah terhebut tergolong tanah dengan tekstur pasir.
  2. Apabila rasakassar agak jelas, agak melekat, dapat melekat namun mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong tanah dengan tekstur lempung berpasir.
  3. Apabila kasar agak jelas, agak melekat, dapat dibentuk bola namun mudah hancur, tanah tersebut tergolong tanah dengan tekstur lempung berpasir.
  4. Apabila tidak terasa kasar, tidak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat sedikit dibentuk gulungan dengan permukaan sedikit mengkilat, tanah tersebut tergolong tanah dengan tekstur lempung.
  5. Apabila terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh,dan gulungan dengan permukaan mengkilat, tanah tersebut tergolong bertekstur lempung berdebu.
  6. Apabila terasa agak licin sekali, agak melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan dapat digulung dengan permukaan mengkilat, tanah tersebut tergolong bertekstur debu.
  7. Apabila tanah terasa agak licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur, maka tanah tersebut tergolong bertekstur lempung berliat.
  8. Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk agak teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur, maka tanah tersebut tersebut tergolong bertekstur lempung liat berpasir.
  9. Apabila terasa halus, terasa agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, serta dapat dibentuk gulungan dengan permukaan mengkilat, maka tanah tersebut tergolong bertekstur lempung liat berdebu.
  10. Apabila terasa halus, berat tetapi sedikit kasar, melekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tergolong bertekstur liat berpasir.
  11. Apabila terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dapat dibentuk bola teguh, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut termasuk golongan dengan tekstur liat berdebu.
  12. Apabila terasa berat dan halus, sangat lekat, dapat dibentuk bola dengan baik, dan mudah dibuat gulungan, maka tanah tersebut bertekstur liat.


  1. Penentuan tekstur

Penetapan tekstur di laboratorium dapat dilakukan dengan analisa mekanis. Proses penentuan jumlah separat-separat dibawah ukuran 2 mm adalah pasir, debu, dan liat dinamakan analisa mekanis. Analisa mekanis ini umumnya dilakukan dilakukan di laboratorium.sebelum melakukan analissa mekanis, contoh sampel tanah harus dihancurkan lebih dulu, lalu disariang/diayak dengan ayakan berukuran 2 mm. Sisa-sisa krikil atau sampah yang tidak lolos ayakan bisa dibuang.
Untuk mendapatkan hasil analisa yang akurat, maka yang harus dilakukan adalah menghancurkan bahan organik pada kodisi dan asumsi sebagai berikut:
  1. Dispersi partikel-partikel harus sempurna
  2. Suspensi tanah dalam air harus encer, sehingga di hindarkan tubrukan antar sesama partikel.
  3. Partikel-partikel bulat dengan permukaan rigid (kaku/keras)
  4. Temperatur dijaga konstan selama analisa
  5. Semua partikel-partikel tanah memiliki kerapatan yang sama
  6. Dinding silinder dimana analisa dilakukan tidak mempengaruhi “settling” partikel-partikel di dalam suspensi.

  1. Ciri Tekstur Profil

Tekstur dari setiap lapisan dalam suatu profil tanah biasanya berbeda, ini disebut tanah memiliki tekstur profil. Jika tekstur ini sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat tanah pada setiap lapisan, maka perkembangan tekstur profil harus diberikan perhatian.
Partikel-partikel liat bersama air-perkolasi bergerak dari horizon A dan ditumpukkan di horizon B. Dengan demikian, kandungan liat ini pada horizon ini adalah tinggi. Horizon yang mengandung liat yang tinggi umumnya diberi simbol Bt. Simbol t berasal dari kata”ton” (Jerman), yang artinya liat. Jika horizon Bt mempunyai 20% atau lebih kandungan liat dari horizon atasnya, maka horizon di klasifikasikan sebagai horizon argillik.
Terdapatnya tekstur profil terkadang dapat memberikan keuntungan, namun terkadang dapat juga menimbulkan kerugian. Itu semua tergantung tingkatan perkembangan tanah itu sampai batas-batas tertentu.
Terjadinya peningkatan liat didalam sub-soil adalah perlu untuk meningkatkan persediaan air dan makanan pada zona tersebut. Dengan penguranngan yang kecil  jumlah air yang bergerak kedalam tanah, berarti berkurang juga jumlah hara yang hilang akibat pencucian. Namun, pada saat seperti berakumulasinya liat pada jumlah yang besar pada horizon Bt, sehinga menghasilkan clay-pan, ha ini akan mengakibatkan gerakan air dan udara ke bagian bawah tanah terhambat, dan pergerakan akar tanaman akan menjadi sukar dan lambat.

  1. Kepentingan Tekstur

Tekstur tanah sangat berhubung dengan plastisitas, permeabilitas, kekerasan, kesuburan, dan kesuburan tanah pada daerah geografis tertentu. Akan tetapi berhubungan dengan adanya variasi yang terdapat pada sistem minerelogu fraksi tanah, maka belim ada ketentuan umum yang berlaku untuk semua jenis tanah di muka bumi.
Pasir dan debu pada beberapa tanah umumnya terdiri dari banyak mineral yang kaya akan hara esensial, sedangkan pada kasus lain, mereka di dominasi oleh kwarsa (S;O2). Tidak suburnya tanah berpasir seringkali diakibatkan oleh kandungan kwarsa yang tinggi.


  1. Struktur

Struktur adalah susunan partikel-partikel seperti fraksi debu, pasir, dan liat menjadi agregat-agregat. Pada dasarnya struktur adalah penyusunan (arrangement) partikel-partikel tanah primer seperti debu, pasir, dan liat membentuk agregat-agregat, dimana antara agregat yang satu dengan yang lainnya dibatasi oleh bidang alami yang lemah. Agregat yang terbenyuk secara alami disebut ped, sedangkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah misalnya disebut cold. Dua istilah lain yang sering meragukan dengan ped adalah fragment dan  conrection (konkresi). Fragmen memiliki arti ped yang pecah, konkresi terbentuk di dalam tanah akibat  prespitasi garam-garam terlarut dan sering terbentuk akibat fluktuasi yang besar dari permukaan air tanah.
Struktur dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dengan kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup, dan pertumbuhan akar. Contoh hubungan struktur tanah ini dengan produktivitas tanah adalah kasus yang terjadi pada tanah “black land” di Alabama, Texas. Kandungan liat pada tanah ini mencapai 60%. Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa tanah ini tidak produktif jika tidak terjadi perkembangan struktur yang sempurna, yang mampu memperbaiki sistem serasi aerasi dan gerakan-gerakan air.
Ada 4 bentuk utama struktur tanah, yaitu:
  1. Bentuk lempeng; dimensi horizontal lebih berkembang dari vertikal, menghasilkan bentuk lempeng. Lempeng tebal disebut platy, dan yang tipis disebut laminar.
  2. Bentuk prisma; sumbu vertikal lebih berkembang dari lainnya, bagian samping agak datar, menghasilkan bangunan bentuk pillar. Jika puncak ped adalah bulat disebut struktur columnar, jika datar disebut prisma.
  3. Bentuk gumpal; perkembangan ketiga dimensi hampir sama dan ped-ped terbentuk serupa kubus dengan muka datar atau bulat. Jika depannya datar dan pinggirannya berbentuk tajam, maka strukturnya dinamakan gumpal bersudut (angular bloocky).
  4. Bentuk spheroidal; berbentuk bulat atau spheroidal dan semua sumbu lebih kurang sama ukurannya dengan ukuran tidak beraturan (irregular). Biasanya ukuran strukturnya kecil, agregat-agregat dari grup ini  dinamakan granular relatif kurang porus. Jika susunan granular sangat porus, dinamakan remah (crumb).
Ke empat bentuk diatas  akhirnya menghasilkan tujuh tipe struktur tanah, yaitu:
  1. Granular; kurang porus, ukuran kecil, padat, tidak terikat antara agregat bulat
  2. Remah (crumb); porus, bulat, ukuran kecil, agregat tidak terikat sesamanya.
  3. Lempeng (flat); agregat berbentuk lempeng.
  4. Gumpal; gumpal berbentuk kubus, agregat berpegang erat dengan lainnya.
  5. Gumpal bersudut; berbentuk gumpal, sudutnya tajam, dan permukaannya rata.
  6. Prisma; bentuk mirip prisma, bagian atas datar.
  7. Columnar; agregat mirip tiang dengan bentuk bulat di puncak.

  1. Pembentukan Struktur
Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi masive. Dalam rangka menhasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dimana partikel-partikel tanah mengelompok bersama-sama menjadi bentuk cluster. Pembentukan cluster ini kadang-kadang sampai ke tahap perkembangan struktual yang mantap.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa fraksi liat merupakan komponen aktif, yang tanpa kehadirannya justru akan membentuk “bukit tunggal”.
Tiga grup bahan koloid tanah dikenal sebagai bahan perekat didalam proses pembentukkan agregat-agregat tanah, yaitu:
  1. Mineral-mineral liat
  2. Oksida-oksida besi dan mangan yang bersifat kolaoid
  3. Bahan organik koloidal, termasuk gum yang dihasilkan oleh aktifitas jasad-jasad renik.

  1. Konsistensi

Konsistensi tanah ialah istilah yang sangat berkaitan air yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika, yakni kohesi dan adhesi, yang bekerja didalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda.
Konsistensi tanah ditakrifkan sebagai bentuk kerja kekas (force) fisik adhesi dan kohesi partikel-partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan (Baver et al., 1972). Bentuk kerja tersebut terlihat antara lain:
  1. Ketahanan tanah terhadap gaya tekanan, gaya gravitasi, dan tarikan
  2. Kecenderungan masa tanah untuk melekat satu dengan yang lain atau pada benda lain

Konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah koloid-koloid inorganik dan organik, struktur dan yang paling utama kandungan air dalam tanah. Jika kandungan air berkurang, tanah akan kehilangan sifat melekatnya (stickness) dan plastisnya, dan dapat menjadi gembur, lunak, dan akhirnya jika kering menjadi keras.

  1. Cara Penentuan konsistensi
  1. Kelekatan; tanah dapat melekat pada benda-benda yang mengenai. Kelekatan dibagi atas: tidak melekat, sedikit melekat, melekat, dan sangat melekat.
  2. Liat (plasticity); memiliki sifat dapat diubah-ubah bentuknya dengan mudah, dibagi atas: non-plastic, slighly plastic,  plastic, dan very plastic.
  3. Konsistensi lembab; yaitu tanah yang sedikit basah, kandungan airnya antara tanah kering udara dan kapasitas lapang, tanahnya gembur.istilah yang sering digunakan antara lain, lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ektrim teguh.
  4. Konsistensi kering; kondisi kering udara, tanahnya keras. Istilah-istilah yang sering digunakan adalah lepas, lunak, sedikit keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras.

  1. Kepentingan Konsistensi
Terzaghi pada tahun 1926 mengemukakan bahwa batas-batas kelekatan dapat digunakan sebagai indeks untuk klasifikasi fisika tanah. Tanah-tanah yang memiliki “upper plastic limit” akan mengandug jumlah yang banyak mengandung fraksi partikel-partikel halis atau kaya akan partikel-partikel yang berbentuk lempeng. Tanah yang memiliki upper plastic limit yang tinggi dan rendah plasticity numbernya akan mempunyai partikel-partikel yang berukuran sedang. Namun jika plasticity nya tinggi akan mengandung partikel-partikel berbentuk lempeng.
Pada tahun 1926, Rusell menemukan bahwa konstante attenberg  dapat juga digunakan sebagai indeks yang memusakan dan jugs dapat digunakan untuk mengetahui tingkat akkumnulasi liat didalam profil tanah.


  1. Porositas Tanah
Didalam tanah terdapat ruang pori-pori yang sangat penting karena terisi oleh udara dan air. Air dan udara juga bergerak melalui ruang pori-pori ini. Ketersediaan air dan S2 untuk pertumbuhan tanaman dan jumlah air yang bergerak melalui tanah sangat berkaitan dengan jumlah dan ukuran pori-pori tersebut. Maka dari itu berat tanah berhubungan dengan jumlah ruang pori-pori.




Tabel Permeabilitas Tanah dan Klas Perkolasi

Klas
Permeabilitas
Inchi/jam
Perkolasi
Menit/jam
lambat
  1. Sangat lambat
  2. lambat
0,05
0,05-0,20
1200
300-1200
sedang
  1. agak sedang
  2. sedang
  3. agak cepat
0,20-0,80
0,80-0,50
2,50-5,00
75-300
24-75
12-24
cepat
  1. cepat
  2. sangat cepat
5,00-10,00
10,00
6-12
6

Selagi moekul-molekul air diadsorbsi dengan kuat ke ppermukaan tanah, maka ukuran pori-pori tanah merupakan hal yang sangat penting untuk menentukan aliran dan gerakan air kedalam tanah. Sebaliknya, tarikan (attraksi) yang tidak berarti antara partikel-partikel tanah dan udara menghasilkan gerakan udara terutama ada hubungannya dengan pori-pori tanah kosong, jadi bukan oleh ukuran pori-pori.
Permeabilitas adalah kemampuan tanah untuk mentransfer air atau udara. Permeabilitas biasanya diukur dengan istilah jumlah air yang mengalir melalui tanah dalam eaktu tertentu dan ditetapkan sebagai inchi/jam.

  1. Tata Udara Tanah
Hasil penelitia Baver (1951) mengenai hubungan antara udara tanah dengan sifat-sifat fisik tanah dan pertumbuhan tanaman, menyimpulkan bahwa dengan terbatasnya udara dalam tanah akan mengakibatkan terjadinya hal-hal sebagai berikut:
  1. Menghambat perumbuhan dan perkembangan akar tanaman
  2. Menghambat pernafasan akar
  3. Menghambat penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah
  4. Menekan aktivitas jasad-jasad hidup dalam tanah, sehingga proses-proses biologi yang berhubungan dengan pembangunan kesuburan akan terhambat


  1. Komposisi Udara Tanah

Komposisi udara tanah menyatakan kandungan (dalam %) gas-gas seperti N2, O2, CO2 dalam udara tanah. Komposisi dari udara sangatlah bergantung dari aktivitas jasad-jasad hidup, termasuk akar tanaman. Jasad-jasad hidup menyerap O2 dari udara tanah sebagai akibat pernafasan, mereka mengeluarkan CO2 dalam udara tanah, demikian pula kandungan O2  lebih rendah didalm tanah dibandingkan O2 dalam atmosfer. Aktivitas lalu-lintas O2 dan CO2 dari tanah ke udara yang semakin sukar akan mengakibatkan meningkatnya perbedaan konsentrasi.

  1. Fungsi Oksigen Dalam Tanah

Seperti makhluk hidup yang memerlukan oksigen untuk bernafas, tanah juga memerlukan gas untuk pernafasan. Akar tanaman memerlukan O2 untuk bernafas. Oksigen dalam tanah juga melakukan reksi-reaksi kimia. Oksigen akan berreaksi dengan unsur-unsur ferro, mangano membentuk ferri dan mangani. Secaa tidak langsung oksigen turut mempercepat dekomposisi bahan organik dalam tanah.


  1. Suhu Tanah

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan gabungan emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah disebut juga dengan intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius, fahrenheit, dan kelvin.
Suhu tanah memiliki peran yang sangat penting bagi perkecambahan dan perkembangan tanaman tingkat tinggi, aktivitas organisme tanah, pelapukan, dekomposisi, dan humifikasi bahan organik,struktur, air tanah dan udara tanah.\
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah antara lain:
  1. Faktor lingkungan, berupa radiasi matahari, radiasi dari awan, konduksi panas dari atmosfer, kondensasi, penguapan, curah hujan ,dan vegetasi.
  2. Faktor Tanah, seperti keterhantaran dan divusisitas panas, kapasitas panas, aktivitas biologi, radiasi dari matahari, struktur, tekstur, dan kelembapan, serta garam-garam terlarut.

  1. Pengaruh suhu tanah terhadap tanah dan tanaman

Jika temperatur tanah turun secara drastis, maka kehidupan jasad hidup di dalam tanah  menurun aktivitasnya, sehingga mengakibatkan proses kehidupan jasad-jasad itu terhenti.
Proses kimiawi dan aktifitas jasad renik yang dapat merombak hara-hara tanaman menjadi bentuk tersedia, juga sangat ditentukan oleh temperatur tanah. Dengan demikian pertumbuhan tanaman itu selain dipengaruhi perkembangan sistem serasi tanah yang baik, juga ditentukan oleh temperatur.




  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tanah

Pembuangan air berlebihan dari tanah akan merubah tempertur tanah. Dengan membuat parit-parit drainase, petani dapat mengatur suhu tanahnya. Namun dengan menggunakan mulch dan sistem perlindungan tanah lainnya, maka jumlah radiasi matahari yang diserap tanah, kehilangan aerasi dari tanah oleh radiasi, infiltrasi tanah, dan kehilamgan air oleh evaporasi dapat ditekan.
Pengaruh utama “mulch” BO yang berwarna agak terang ini adalah untuk mereduksikan temperatur tanah. Adpun pengaruh mulch adalah:
  1. Mengabsorbsi sebagian besar radiasi matahari
  2. Mereduksi kehilangan panas dari tanah oleh radiasi
  3. Mereduksi evaporasi air dari dalam tanah

  1. Warna Tanah

Warna adalah salah stu ciri tanah  yang paling mudah kita lihat dan lebih sering digunakan dalam memerikan (description) tanah daripada ciri lain khususnya bagi orang awam. Warna tanah merupakan karakteristik tanah yang penting karena:
  1. Berhubungan dengan kandungan bahan organik
  2. Kondisi pengaturan tanah buruk; kelabu, kekuningan, kehijauan.
  3. Tanah berkembang lanjut
  4. Kondisi kandungan besi dan mangan yang tinggi; merah, coklat, hitam kecoklatan
  5. Kandungan mineral tertentu
  6. Kesuburan tertentu
Penepatan warna tanah secara kuantitatif dilapangan menggunakan buku warna tanah standard Soil Munsell Color Chart.
Warna tanah yang berfariasi dapat digambarkan sebagai petunjuk sifat-sifat tanah. Peneliti banyak menggunakan warna tanah sebagai bantuan dalam klasifikasi tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon dalam tanah. Warna yang muncul sebagai akibat gaya-gaya aktif dalam proses pembentukkan tanah.
Untuk mengetahui mengapa warna memiliki warna, kita harus melihat perubahan kimia dari unsur-unsur tertentu didalam tanah, seperti peranan mineral-mineral besi dan bahan organik. Warna gelap tanah biasanya disebabkan oleh kandungan bahan organik yang tinggi yang terdekomposisi.
Jika tanah memiliki sistem drainase yang jelek, maka disanan biasanya terhadi okumulasi bahn organik pada lapisan lapisan atas tanah sehingga akan memberikan warna tanah yang gelap. Jika lapisan tanah terjadi fluktuasi, maka tanah akan terlihat karatan atau bercak-bercak kuning.


Warna tanah dapat diukur dengan tiga sifat prinsip warnanya, yaitu:
  1. HUE, yaitu panjang  gelombang domonan atau warna dari cahaya
  2. VALUE, yaitu jumlah total cahaya. Warna berkisar antara gelap sampai agak terang.
  3. CHROMA, ialah kemurnian relatif dari panjang gelombang cahaya yang dominan. Warna ini meningkat dengan menurunnya propersi sinar putih.

Notasi warna menurut munshell merupakan angka numerik yang sistematis dan terdapat huruf-huruf penunjukkan tiap variabel sifat warna. Notasi munsell untuk contoh tanah secepatnya dapat ditetapkan dangan membandingkan warna contoh tanah dengan warna tanah standard pada colour chart. Yang biasanya sering dipakai  adalah Munsell Soil Chart, yang dipakai oleh USDA (Amerika).


Kesimpulan

Tekstur tanah ialah perbandingan relatif (dalam persen) antara fraksi-fraksi pasir, debu, dan liat. Tanah terusun atas butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian tanaah yang ukurannya lebih dari 2mm disebut bahan kasar tanah. Bagian yang ukuranyya kurang dari 2mm disebut bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah sangat berhubung dengan plastisitas, permeabilitas, kekerasan, kesuburan, dan kesuburan tanah pada daerah geografis tertentu
Struktur adalah susunan partikel-partikel seperti fraksi debu, pasir, dan liat menjadi agregat-agregat. Agregat yang terbenyuk secara alami disebut ped, sedangkan bongkah tanah hasil pengolahan tanah misalnya disebut cold. Dua istilah lain yang sering meragukan dengan ped adalah fragment dan  conrection (konkresi). Ada 4 bentuk utama struktur tanah, yaitu bentuklempeng, prisma, gumpal dan spheriodal.
Konsistensi tanah ialah istilah yang sangat berkaitan air yang menunjukkan manifestasi gaya-gaya fisika, yakni kohesi dan adhesi, yang bekerja didalam tanah pada kandungan air yang berbeda-beda. Konsistensi tanah tergantung pada tekstur, sifat dan jumlah koloid-koloid inorganik dan organik, struktur dan yang paling utama kandungan air dalam tanah. Jika kandungan air berkurang, tanah akan kehilangan sifat melekatnya (stickness) dan plastisnya, dan dapat menjadi gembur, lunak, dan akhirnya jika kering menjadi keras.
Cara Penentuan konsistensi
  1. Kelekatan; tanah dapat melekat pada benda-benda yang mengenai. Kelekatan dibagi atas: tidak melekat, sedikit melekat, melekat, dan sangat melekat.
  2. Liat (plasticity); memiliki sifat dapat diubah-ubah bentuknya dengan mudah, dibagi atas: non-plastic, slighly plastic,  plastic, dan very plastic.
  3. Konsistensi lembab; yaitu tanah yang sedikit basah, kandungan airnya antara tanah kering udara dan kapasitas lapang, tanahnya gembur.istilah yang sering digunakan antara lain, lepas, sangat gembur, gembur, teguh, sangat teguh, dan ektrim teguh.
Konsistensi kering; kondisi kering udara, tanahnya keras. Istilah-istilah yang sering digunakan adalah lepas, lunak, sedikit keras, keras, sangat keras, dan ekstrim keras.
Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan gabungan emisi panjang gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah disebut juga dengan intensitas panas dalam tanah dengan satuan derajat celcius, fahrenheit, dan kelvin.

Warna adalah salah stu ciri tanah  yang paling mudah kita lihat dan lebih sering digunakan dalam memerikan (description) tanah daripada ciri lain khususnya bagi orang awam.
Warna tanah yang berfariasi dapat digambarkan sebagai petunjuk sifat-sifat tanah. Peneliti banyak menggunakan warna tanah sebagai bantuan dalam klasifikasi tanah dan mencirikan perbedaan horizon-horizon dalam tanah. Warna yang muncul sebagai akibat gaya-gaya aktif dalam proses pembentukkan tanah. Warna tanah dapat diukur dengan tiga sifat prinsip warnanya, yaitu hue, value, dan chroma. Penepatan warna tanah secara kuantitatif dilapangan menggunakan buku warna tanah standard Soil Munsell Color Chart.















Tinjauan Pustaka

Menurut Hardjowigeno (1992), tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah. Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu, dan liat. Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 kelas tekstur. Keduabelas klas tekstur dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu, dan liat.

Konsistensi tanah ditakrifkan sebagai bentuk kerja kekas (force) fisik adhesi dan kohesi partikel-partikel tanah pada berbagai tingkat kelengasan (Baver et al., 1972)

Baver (1951) mengenai hubungan antara udara tanah dengan sifat-sifat fisik tanah dan pertumbuhan tanaman, menyimpulkan bahwa dengan terbatasnya udara dalam tanah akan mengakibatkan terjadinya hal-hal sebagai berikut:
  1. Menghambat perumbuhan dan perkembangan akar tanaman
  2. Menghambat pernafasan akar
  3. Menghambat penyerapan air dan unsur hara dari dalam tanah
  4. Menekan aktivitas jasad-jasad hidup dalam tanah, sehingga proses-proses biologi yang berhubungan dengan pembangunan kesuburan akan terhambat




Daftar Pustaka